Surakarta
– Kampanye merupakan suatu kegiatan yang tidak akan ketinggalan di era pemilu
ini. Beragam aksi dilakukan untuk mempromosikan calon-calon presiden, anggota
dewan baik dari tingkat daerah sampai DPR RI ke calon pemilih. Tujuan dari
aksi-aksi tersebut tentu saja untuk menarik simpati dan mencari suara
terbanyak. Aksi-aksi tersebut ada yang berupa pembagian sembako gratis, pengobatan
gratis, konser amal, pembagian seragam pengajian, pembagian seragam karang
taruna, penyediaan transportasi untuk acara suatu kelompok, dan masih banyak
lagi aksi yang digunakan para calon menarik simpati masyarakat. Dari beragam
aksi tersebut pasti ada yang bersifat positif yang memang memberi manfaat untuk
masyarakat, namun ada juga yang malah mengganggu kenyamanan masyarakat seperti
aksi kampanye yang menggunakan knalpot racing.
Aksi
kampanye menggunakan knalpot racing
yang digeber-geber keliling kota ini sangatlah menarik perhatian masyarakat
yang dilewatinya. Selain peserta kampanye yang banyak, suara dari knalpot racing yang digeber-geber inilah yang
cukup mengganggu kenyamanan masyarakat. Akhirul, mahasiswi salah satu PTS di
Surakarta ini merasakan langsung pengalaman berhadapan dengan rombongan
kampanye ini. “Saat itu saya akan pergi ke kampus mau ujian, waktu itu di
daerah Joglo itu seperti ada anak yang menggeber-geber sepeda motornya, telinga
saya itu sampai sakit”, ujar Akhirul. Ketika itu, ia akan bergerak 100 meter saja
dari tempat ia berhenti tersebut bisa memakan waktu 15-30 menit, kejadian itu
yang sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman. Aksi ini terjadi pada hari
Sabtu (13/4/2019) bertepatan sebelum kampanye ditutup dan debat presiden dan
wakil presiden putaran kelima digelar malam harinya. Aksi ini terjadi dari pagi
hari sampai sore hari.
Polisi
sebagai petugas keamanan masyarakat berusaha keras tetap menjaga keamanan dan
kenyamanan masyarakat, salah satu upaya yang dilakukan yaitu menutup beberapa jalan
agar dapat dilalui oleh para pengguna jalan demi keamanan dan kenyamanan
masyarakat tentunya. Kampanye semacam ini memang bertujuan baik mengajak warga
agar tidak golput demi Indonesia lima tahun kedepan, namun menurut Akhirul
sebagai masyarakat kampanye ini tidak efektif dan kurang mewujudkan tujuan dari
kampanye itu sendiri. “Aksi semacam ini justru membuat polusi udara dan
menyebabkan kemacetan di beberapa titik dan tentu saja sangat mengganggu
kenyamanan.” imbuhnya. Masyarakat berharap aksi-aksi kampanye di pemilu-pemilu
selanjutnya dapat dilakukan dengan cara yang baik dan tidak merugikan beberapa
pihak.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar