Minggu, 14 April 2019

Perjalanan Para Pendaki Pemula



Berwisata ke Gunung Andong memang menjadi incaran setiap pendaki pemula, secara etimologi Gunung Andong ini memiliki aktivitas magma vulkanik aktif dan juga merupakan gunung bertipe perisai gunung yang melingkari Kabupaten Magelang. Selain terkenal oleh keindahan alamnya yang sangat menakjubkan, Gunung Andong ini adalah magnet bagi pendaki yang merupakan pemburu keindahan sunrise termasuk juga sunset di puncak gunung. Salah satunya ialah Ardelia, ia berangkat dari Solo ke jalur pendakian via Sawit sekitar 2 jam. Ardelia bersama 8 temannya sampai di basecamp sekitar pukul 15.00 WIB namun karena terjadi kebakaran di dekat Puncak Alap-alap dan asapnya dapat mengganggu pernafasan Gunung Andong ditutup sementara, hal ini membuat ia dan rekan-rekannya sedikit sedih. Selang berganti malam mereka memutuskan berdiam diri di basecamp hingga akhirnya sekitar pukul 21.00 WIB jalur pendakian dibuka. Bertepatan dengan malam minggu, banyak sekali orang yang datang untuk mendaki Gunung Andong dan terpaksa menunggu juga hingga dibuka. 

Pada saat itu salah satu rekan Ardelia sedikit kurang enak badan sehingga mereka memtuskan untuk tidak naik malam itu namun 3 dari 8 orang tersebut memilih untuk melanjutkan naik ke atas. Malam itu, mereka menginap di basecamp, basaecampnya sendiri memang seperti rumah warga biasa tetapi membuka warung kecil. Sampai pukul 24.00 WIB, sebagian rombongan tersebut masih sibuk menulis-nulis salam-salam di kertas-kertas yang ketika di puncak digunakan untuk berfoto, rencana pun berubah. Awalnya mereka berencana naik pukul 1.00 dinihari tetapi mengingat ada yang belum istirahat sampai tengah malam maka diundur pukul 2.00 WIB.

Ardelia dan rombongan memang baru pertama kali mendaki gunung namun salah satu dari rombongansudah ada yang berkali-kali naik gunung dan sering ke Andong jadi ada penunjuk jalan yang membuat hati tenang jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, setidaknya sudah ada orang yang berpengalaman yang mampu mengatasi masalah. Selama naik, perjalanan mereka tergolong sangat lama karena sebagian besar dari rombongan merupakan perempuan meskipun medan yang dilalui sudah bagus namun karena saat itu musim panas jadi banyak debu-debu dan terjadi badai pasir yang apabila tidak memakai masker tentu saja akan masuk ke mulut dan hidung. Sunrise yang ditunggu-tunggu mereka temui masih di jalur pendakian dan semakin membuat mereka bersemangat menuju puncak. Setelah sampai di puncak, mereka mendapat view yang menakjubkan sebab terlihat Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing yang terlihat besar dan jelas ditemani sinar matahari pagi. Pemandangan tersebut mengingatkan mereka untuk selalu rendah hati dan selalu bersyukur. 

Berbekal bensin, uang Rp100.000,00 makanan berupa jajan dan mie instan mereka berangkat mendaki gunung Andong. Tak lupa juga peralatan yang mereka bawa seperti tenda, sleeping bag, carrier, dan kompor. Tak hanya peralatan mereka juga telah menyiapkan obat-obatan pribadi dan alat-alat pembersih diri, serta alat ibadah. Ardelia merasa sangat bersyukur bahwa ia akhirnya bisa menakhlukkan gunung Andong meskipun awalnya sempat takut. Ia berpesan agar kita yang belum pernah mendaki, mencoba sekali saja mendaki gunung dan rasakan sensasi dan pelajaran yang banyak terpetik dari perjalanan tersebut salah satunya lebih bersyukur atas hidup ini. Berikut saya lampirkan foto Ardelia bersama kelima temannya yang berhasil menakhlukkan Gunung Andong saat itu. 

(Ardelia, dua dari kiri) 
 
Ekspresinya ketika menceritakan pengalaman ini kepada saya sangatlah ekspresif dan penuh semangat. Semangatnya mendaki saat itu terlihat ketika ia mengingat kembali pengalaman tersebut. Mimpinya masih ingin sekali lagi menakhlukkan gunung, kali ini Semeru yang masih berada di mimpinya. Semoga di lain kesempatan ia bisa mewujudkan mimpi sederhananya :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar